Monday, April 30, 2012

Madu dan Penyakit Kencing Manis (Diabetes)

Madu sebagai minuman yang sangat berfaedah bagi kesehatan akhir-akhir ini sudah menjamur di masyarakat. Sebagai bagian dari Thibbun Nabawi, minuman yang dituntunkan oleh Rosulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam ini sungguh ajaib dan berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Namun ada sedikit ganjalan, apakah madu aman dikonsumsi oleh penderita penyakit Kencing Manis (Diabetes) ? Tidakkah madu yang rasanya “manis” justeru akan meningkatkan kadar gula darah? Tulisan berikut ini mudah-mudahan dapat membantu anda..

Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.

Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total,LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya, juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.

Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.

Di China, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan propolis Fengzhen yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol kadar gula darah dan lemak. Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Peneliti yang sama juga berhasil membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama baiknya dengan terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan kadar gula darah. Juga propolis member efek yang baik pada pasien diabetes dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut. 

Madu Asli kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis gula yang “lambat dibakar” atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol.
Semoga bermanfaat.

Madu Sebagai Antibiotik

Madu Asli sebagai antibiotik terbukti ampuh melawan serangan berbagai patogen penyebab penyakit. Umumnya penyakit infeksi yang dapat “disembuhkan” dan dihambat dengan mengkonsumsi madu secara teratur antara lain luka infeksi, penyakit lambung dan saluran pencernaan; penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), batuk dan demam; penyakit jantung, hati, dan paru; penyakit-penyakit yang dapat mengganggu mata, telinga, dan syaraf.

Penelitian Kamaruddin (1997), peneliti dari Departement of Biochemistry, Faculty of Medicine, Universiti of Malaya, di Kualalumpur. Paling tidak ada 4 faktor keutamaan madu  yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antibakteri:
  • kadar gula madu asli yang tinggi akan menghambat pertumbuhan bakteri sehingga bakteri tidak dapat berkembang biak.
  • Madu mempunyai tingkat keasaman yang tinggi (pH 3.65) sehingga bakteri akan tidak bisa bertahan hidup.
  • Madu jika bersenyawa dengan air akan menghasilkan hydrogen peroksida yang bersifat desinfektan dan membunuh mikroorganisme pathogen.
  • Madu juga mempunyai senyawa organic yeng bersifat antibakteri spt flavonoid, polyphenol dan glikosida.
Madu sebagai antibiotik efektif untuk menumpas spesies microbial yang resistance terhadap antibiotic buatan manusia. Madu sebagai antibiotic juga memiliki beberapa kelebihan disbanding antibiotic buatan manusia antara lain :
  • Pengobatan dengan madu tidak menimbulkan inflamasi
  • Madu dapat mengurangi rasa sakit
  • Madu bersifat antimicrobial yang dapat mencegah microba tumbuh
  • Madu membersihkan luka infeksi
  • Pengobatan dengan madu menghilangkan bau pada luka
  • Madu mengobati luka lebih cepat dan tanpa menimbulkan bekas luka
  • Mempunyai stimulatory effect yang mempercepat tumbuhnya jaringan tubuh kembali
Madu sebagi antibiotik terbukti lebih efektif dari antibiotic buatan manusia seperti silver sulfadiazine hal ini berdasarkan hasil riset. Salah satu peneliti yang sangat mendalami masalah madu sebagai antibiotic ini adalah Peter Nolan seorang ahli riset biokimia dari The University of Waikato – New Zealand. source.madupropolis.com